Sore Hari ketika aku berada dipuncak, bersama teman-teman yang lain kita mencari trak untuk jurit malam pelatihan dasar kepemimpinan. Aku dan kawan-kawan jalan menelusuri perkampungan, setapak demi setapak kita lalui hingga kita sudah dapat 3 pos. Tapi masih kurang 2 pos lagi terpaksa kita mutusin untuk membuat trak agak panjang dan melewati beberapa semak-semak.
Waktu aku sedang mengobrol dengan 2 kawanku, ga nyangka temanku yang cewe tepat 50 meter dibelakangku dia melihat disamping kiri dan kananku ada sesosok bayangan yang menyerupai pocong. Memang tanpa kami sadari kami telahmelewati kuburan yang ternyata kata orang setempat itu memang angker.Akhirnya kami memutuskan untuk tidak melewati trak tersebut.
Malam pun datang, dan kami pun melaksanakan acara kami yaitu acara api unggun. Acara api unggun itu diramaikan dengan berbagai macam kreasi para peserta latihan dasar kepemimpinan, setelah selesai acara pentas seni tersebut seperti biasa kami sebagai panitia memberi pelatihan mental.
Pada saat memerikan pelatihan mental tersebut semua hening hanya 1 orang Pembina yang dengan suara lantang tepat pukul 22.30 suara itu begitu nyaring didengar “Hi hi hi hi hi hi hi hi hi hi hi hi hi hi hi hi hi”.
Serentak semua peserta dan panitia langsung merapat ke api unggun Karena mendengar suara tangisan kuntilanak yang begitu sangat jelas kami dengar hingga beberapa menit. Kami pun ketakutan, serentak acara langsung kami berhentikan dan langsung masuk kamar masing2, dan akhirnya acara jurit malampun kami tiadakan karena khawatir pada keamanan peserta dan panitia pelatihan dasar kepemimpinan.